Jembatan Gantung Gotong Royong Borowetan
Jembatan Gantung Gotong Royong Borowetan menjadi jantung akses penghubung sisi timur dengan sisi barat desa Borowetan. Tidak hanya warga Desa Borowetan yang mengunakannya sebagai akses penyeberangan, tetapi banyak sekali warga desa lain di Kecamatan Banyuurip, Purworejo dan Bagelen yang melintasinya.
Sebagian besar wilayah desa ini berada di timur sungai, namun pusat pemerintahan (Balai Desa) berada di barat sungai, sehingga untuk menuju balai desa warga harus menyeberangi sungai menggunakan Perahu Gethek, atau memutar lewat jembatan Buh Lewung di Baledono atau jembatan Buh Ngandul di Bagelen yang jaraknya bisa 10 kali lipat,
Tak terasa sudah 10 tahun keberadaan Jembatan Gantung Gotong Royong Borowetan.Kebersamaan warga Desa Borowetan dalam membangun jembatan secara gotong royong diperingati dengan menggelar pengajian dan kenduri agung sebagai bentuk syukur kepada ALLAH SWT pada hari kamis tanggal 2 Februari 2023.
Teringat kembali akan sebuah proses panjang :
proses pembangunan sudah dimulai sejak awal tahun 2013. Diprakarsai oleh Mister (Mr) Tonni Rutiman, dermawan dari Swiss yang membantu Materian Tiang Pancang dan semua material baja untuk pembangunan jembatan gantung di Sungai Bogowonto Desa Borowetan Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo. Selebihnya Kebutuhan Pondasi dan pemasangan dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat Desa Borowetan.
Jembatan tersebut dibangun sepanjang 64 meter dengan lebar kurang lebih 180 sentimeter. Konstruksi bangunan itu diyakini mampu menopang beban hingga 2,5 ton. Diawali dari pemasangan pondasi, lalu dibiarkan beberapa minggu kering sempurna. Setelah itu teknisi dari Swiss memasang rangka dan lantai jembatan, ternyata sangat cepat kerjanya. Bahkan untuk lantai jembatan, mereka mulai kerja jam 09.00, jam 15.00 sudah selesai dan bisa dilewati.
Pada tahun 2015, Jembatan Gantung Gotong Royong sempat putus setelah diterjang banjir bandang. Namun langsung dibangun ulang